Teori Organisasi Umum 2 (Tugas Pribadi 3)
MAKALAH
(
Teori Organisasi Umum 1 )
Dosen : Sri
Nawangsari
Disusun
oleh :
Nama : Delis
Anggraeni Permana
NPM : 12114658
Kelas : 2KA21
ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“ Kepemimpinan”.
Makalah ini
berisikan tentang pentingnya teori organsisasi umum di dalam kehidupan
berorganisasi. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Cibinong,
13 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………… i
KATAPENGANTAR………………………………………………………………………………… ii
DAFTARISI………………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
1
- Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 1
- Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….. 3
- Teori dan Arti Penting Kepemimpinan……………………………….……………………... 3
- Tipologi Kepemimpinan……………………………………………………………………... 4
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan………………………………………….. 6
- Implikasi Manajerial kepemimpinan dalam Organisasi…………………………………….. 7
- Dimensi Struktur Organisasi…….………………………………………………………….. 8
- Departementalisasi…………………………………………………………………………... 8
- Model-model Desain Organisasi…………………………………………………………….. 9
- Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi……………………………………… 10
BAB III KESIMPULAN DAN
SARAN………………………………………………………..… 11
- Kesimpulan………………………………………………….………………………………. 11
- Saran………………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang
paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan
untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana
yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup
berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati
dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur
adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan
dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya
dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi
moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama
tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting
dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan
mereka.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori dan
arti penting kepemimpinan ?
2. Apa yang dimaksud dengan tipologi
kepemimpinan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan ?
4. Apa yang dimaksud implikasi manajerial kepemimpinan
dalam organisasi ?
5. Apa yang dimaksud dimensi struktur organisasi ?
6. Apa yang dimaksud departementalisasi ?
7. Apa saja model-model desain organisasi ?
8. Apa yang dimaksud implikasi manajerial desain dan struktur organisasi
?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari teori dan
arti penting kepemimpinan.
2. Mengetahui pengertian dari tipologi
kepemimpinan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan.
4. Mengetahui pengertian dari implikasi
manajerial kepemimpinan dalam organisasi.
5. Mengetahui pengertian dari dimensi
struktur organisasi.
6. Mengetahui pengertian dari departementalisasi.
7. Mengetahui model-model desain teori organisasi.
8. Mengetahui pengertian dari implikasi manajerial desain dan struktur
organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori dan Arti Penting Kepemimpin
Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi atau memberi contoh oleh pimpinan kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan yang lebih rill dan berkomitmen bersama dalam pencapaian tujuan
dan perubahan budaya organisasi yang lebih maju.
Pemimpin pada hakikatnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaannya. kekuasaan itu sendri
merupakan suatu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan
dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
Seorang pemimpin harus bisa
memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang diiliki,
ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku seseorang. oleh karena itu, dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa teori kepemimpinan. didalam teori kepemipinan terdapat beberapa macam teori , diantaranya Great man theory, teori sifat, perilaku, kepemimpinan situasional dan kharismatik.
ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku seseorang. oleh karena itu, dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa teori kepemimpinan. didalam teori kepemipinan terdapat beberapa macam teori , diantaranya Great man theory, teori sifat, perilaku, kepemimpinan situasional dan kharismatik.
1.Great man theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar(great leader) dilahirkan, bukan dibuat(leader are born, not made). dan dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang vmeiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir dan ditadirkan menjadi seorang pemimpin diberbagai macam organisasi.
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar(great leader) dilahirkan, bukan dibuat(leader are born, not made). dan dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang vmeiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir dan ditadirkan menjadi seorang pemimpin diberbagai macam organisasi.
teori graet man didasarkan pada
gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan, maka munculah seorang manusia yang
luar biasa dan memacahkan masalah. teori ini secara garis besar merupakan
penjelasan tentang orang besar dengan pengaruh individualnya berupa charisma,
intelegensi, kebijaksanaan, atau dalam bidang politik tentang kebijaksanaan
yang berdapak terhadap sejarah.
2.Teori sifat
Teori sifat kepemipinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemipin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliknya. dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pembanding yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri tidak demikian dengan membandingkan mereka yang memiliki ciri pemimpin yang efektif.
Teori sifat kepemipinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemipin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliknya. dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pembanding yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri tidak demikian dengan membandingkan mereka yang memiliki ciri pemimpin yang efektif.
Adapun kelemahan dari seorang
pemipin pada teori sifat diantaranya sebagai berikut :
1.Terlampau banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
2.mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin
3.tidak semua cocok untuk segala situasi
4.terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin
1.Terlampau banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
2.mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin
3.tidak semua cocok untuk segala situasi
4.terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin
3.Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual seorang peimpin dalam dalam berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhu oleh gaya masing-masing pemimpin.
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual seorang peimpin dalam dalam berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhu oleh gaya masing-masing pemimpin.
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemipinan merupakan perilaku individu ketika elakukan kegiatan pengarahan
suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. teori ini memendang bahwa kepemimpinan
dapat dipelajari dari pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat seorang
pemimpin.
4.Kepemipinan Situasional
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis.
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis.
Teori ini menitikberatkan pada
berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi
tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap
suatu situasi, tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai
dengan situasinya.
B.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi
kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya. Dalam teori kepemimpinan sedikitnya
ada tipologi kepemimpinan yang dikenal
dewasa ini, yaitu sebagai berikut :
1.
Tipe Otoriter
Tipe
otoriter adalah pemimpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukan
penetapan keputusan ditentukan oleh pemimmpin itu sendiri tanpa memberikan
kesempatan pada bawahan.
Pemimpin
otoriter memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi
sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya,
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
Tipe Demokratis
Tipe
Demokratis adalah pemimpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukan
penetapan keputusan dengan bermusyawarah dengan bawahannya.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak
lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan
yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
3.
Tipe Liberal
Tipe
Liberal adalah pemimmpin pada setiap kegiatan yang dilakukan selalu melakukann
penetapan keputusan dengan meliimpahkan kepada bawahannya.
Berikut
ciri pemimpin liberal :
a. Pimpinan
melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
- Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
- Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan
- Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahanya
- Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan para bawahan
- Prakarsa selalu datang dari bawahan
- Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
- Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok
- Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang
4.
Tipe Populis
Tipe
pemimpin yang mampu membangun rasa solidaritas pada bawahan atau pengikutya.
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar
negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme
5.
Tipe Kharismatik
Tipe
kepemimpinan yang memiliki ciri khas kepribadian yang istimewa atau wibawa yang
tinggi sehingga sangat dikagumi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap bawahan atau pengikutnya.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
6.
Tipe Kooperatif
Tipe
pemimpin kooperatif merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Karena kepemimpinan
kooperatif memiliki jiwa pancasila, memiliki wibawa serta daya untuk membawa
dan memimpin lingkungannya kedalam kesadaran kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
7.
Tipe Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
8.
Tipe Paternalistis
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan
mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin,
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
adalah sebagai berikut:
1. Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan personal
adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai
manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan
kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan
edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa
dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan
namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin
dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan
perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat
menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan
adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari
terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi.
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai
jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai
jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang
berbeda.
3. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi
adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak
menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
D.
Implikasi Manajerial kepemimpinan dalam Organisasi
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
Improvised artinya pemimpin menggunakan
usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini
dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team yaitu kepemimpinan yang
didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja
sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama
terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan.
Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
Task artinya pemimpin memandang
efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan
terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
Midle Road artinya kepemimpinan yang
menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat
dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas.
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin,
bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka
dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system
komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi
dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para
pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu
dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para
pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi.
Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang
baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut
Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang
paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua
kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team
berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam
kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk
memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
E. Dimensi
Struktur Organisasi
Empat desain keputusan (pembagian
kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali)
menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha
untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja,
sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai
struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
- Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
- Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
- Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
F. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses
penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk
departementalisasi sebagai berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langganan
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa-numeral
- Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional
mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk
membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional
adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi
utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian
organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap
fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai
berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan
lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola
logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi
pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang
lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
G. Model-model
Desain Organisasi
Pada penerapannya, model desain
orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain
organisasi orgranik.
- Desain Organisasi Mekanistik.
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi
tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
- Desain Orgranisasi Orgranik.
Proses kepemimpinan mencakup
persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala
persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
H.
Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Dapat
menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi,
karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang
menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan
kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan
implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Kepemimpinan
adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu
atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila
dia mempunyai pengikut atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi
pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka
semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin
generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka
ia menjadi spesialist.
Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out).
B.
SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://2695things.wordpress.com/tag/implikasi-manajerial-desain-dan-struktur-organisasi/
https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/
https://erikamaharanimh.wordpress.com/2015/06/05/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/
http://dwinastiti7.blogspot.co.id/2015/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://alfrizodewa.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Komentar
Posting Komentar